Dianovka Kusumastuty* Di sudut ruang kaca kupeluk bayangmu yang mulai limbung setiap hari kau menarik-narik daun pintu, merusak kunci jendela, mengosongkan memo hingga menggelontorkan ruh kau mulai menerjemahkan resah pada langit-langit kamar dari aksen dan aksara yang terus menguning dari tempias air langit dari kelaparan, yang mengoyak perut kabisat dari puisi yang menggigil […]
↧