
Dema Fakultas Adab dan Humaniora menyelenggarakan seminar media informasi dengan menghadirkan produser lapangan CNN, Zaiul Khaq (kiri) dan Komisaris KPID Jabar, Mahi M Hikmat di Aula Fakultas Adab dan Humaniora, Selasa (12/12/2017). (Anisa Dewi/ Suaka).
SUAKAONLINE.COM – Berangkat dari kegelisahan dan keresahan, sekaligus merupakan salah satu program kerja bidang Media dan Pers maka Dema Fakultas Adab dan Humaniora menggelar seminar media informasi dengan tema ‘Kuasa Media terhadap Pembentukan Opini Publik’. Sebelum tema ini diambil, dilakukan survei di media sosial terkait materi apa yang dibutuhkan mahasiswa fakultas tutur Ketua Dema, Irma Zahrotunnisa dalam sambutanya di Aula Fakultas Adab dan Humaniora lantai 4, Selasa (12/12/2017).
Dosen sekaligus komisaris KPID Jawa Barat, Mahi Nur Hikmat yang turut hadir mejadi pemateri justru merasa prihatin dengan mahasiswa yang merasa gelisah dan resah karena media. “Media adalah motor perubahan, media yang justru merubah kita. Kita tidak bisa merubah media tapi kita yang dikendalikan media. Tidak ada jalan lain ketika berhadapan dengan media kecuali diam,” ujarnya.
Menurutnya alasan media muncul itu begitu luar biasa, seringkali saat mendapatkan informasi dari media yang dilakukan hanya membagikan tanpa melakukan kroscek terlebih dulu. Seperti dalam teori komunikasi yang menyebutkan vahwa, informasi buruk sejuta kali lebih cepat melesat ketimbang good information.
“Sekaligus untuk menangkal hoax maka upaya yang bisa dilakukan adalah cek dan ricek, jangan asal terima lalu share. Jika pun itu benar, kalaupun menyangkut keburukan, misal agama yang kini sentimentil maka lebih baik jangan dishare. Sebab hal tersebut sama dengan negative campaign,” tambahnya.
Media adalah pilar keempat dalam negara demokrasi yang seharusnya memiliki fungsi to inform, to educate, to entertain dengan memberikan hiburan yang sejati, dan kontrol sosial terhadap masyarakat dan pemerintah, tetapi sekarang justru ditambah dengan fungsi ekonomi.
Bicara soal kebebasan media ada dampak negatif dan positifnya. Menurut Produser Lapangan CNN, Zaiul Khaq. “Dampak negatifnya bebas dari intervensi pihak luar organisasi, media massa yang mengendalikan dan mengarahkan medianya. Dampak positifnya kebebasan menentukan isu media. Sayangnya kini pers punya lawan baru yaitu pers yang memiliki keberpihakan dan kepeintngan,” ujarnya.
Ia juga menambahkan tiap media televisi punya keberpihakan entah pada pihak pemilik modal atau partai politik .Tidak ada media yang independen, mereka punya kepentingan masing masing entah itu rating atau untuk menutupi aib partai mereka masing – masing.
Untuk mengatasi agar tidak dikuasai media maka harus mesti berhati – hati, caranya dengan banyak membaca dan disiplin verifikasi. Kemudian memahami satu peristiwa dengan membaca sebuah berita yang biasa disebut dengan teeori konvergensi, dan mengimbangi teknologi yang pesat dari segi pemikiran ,ilmu dan ekonomi sehingga teknologi bisa terkendali.
“Selama kita belum mampu mengimbangi informasi maka kita akan dijajah informasi, sementara teknologi sudah masuk ke wilayah pedesaan . Jangankan kita pemerintah saja gamang menghadapi informasi yang membludak terutama hoax. Kita sudah senang dengan kebingungan kita, mau memberontak seperti apa pada kenyataanya masyarakat lebih menyukai hal- hal yang seperti itu, dan menikmati kebohongan media,” jelas Hikmat dipenghujung diskusi
Reporter : Anisa Dewi
Redaktur : Hasna Salma