
Saat menunjukkan pukul 09.00 Pagi hari, Jalan Dago, Kota Bandung di hari Minggu biasanya ramai oleh orang-orang yang hendak jogging atau setidaknya menikmati udara Bandung yang sejuk. Namun, ada yang berbeda di tempat CFD Minggu ini. Pada hari Minggu (08/3/2020), yang bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, terlihat sekelompok orang yang berkumpul memenuhi Taman Ganesha, Institut Teknologi Bandung. Terlihat sejumlah perempuan dari Kumpulan Wanoja Ngalawan (KAWAN), bersama-sama dengan Womens March Bandung mengadakan aksi dan melakukan long march sampai ke Gedung Sate.
Koordinator aksi pun memantik massa aksi lewat nyanyian-nyanyian yang mampu membakar semangat para massa aksi, dan menghimbau massa aksi untuk tidak seksis dan rasis. Di tengah perjalanan menuju Gedung Sate, gegap gempita massa aksi terus menyita perhatian masyarakat yang saat itu sedang memadati CFD Dago, teriakan “lawan patriarki, lawan kapitalisme” terus menerus membelah keramaian.
Massa aksi yang datang di dominasi oleh kaum hawa yang diikuti oleh berbagai macam usia, mulai dari remaja hingga nenek-nenek lanjut usia. Sesampainya di Gedung Sate, waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 wib dan matahari kian tajam menyinarkan cahayanya, namun itu tidak membuat surut semangat massa aksi. Hingga salah seorang perempuan paruh baya dengan semangatnya turut memegang spanduk aksi.
Di Gedung Sate, massa aksi kian bertambah dari berbagai kelompok. Diantaranya, perempuan-perempuan dari Serikat Buruh dan adapula perempuan-perempuan yang menyuarakan Free West Papua. Pada saat orasi, terlihat sejumlah nenek-nenek lanjut usia mengatakan mengikuti aksi ini karena kesal dengan sikap pemerintah. Ia merupakan korban dari penggusuran tanah di Bekasi, dan sudah tinggal di reruntuhan selama 2 tahun. “Pada akhirnya kita tidak bisa berharap banyak pada pemerintah, maka bersatulah para perempuan-perempuan tertindas. Mari kita rebut nasib kita, jangan biarkan anak cucu kita tertindas lagi. Hidup perempuan yang melawan,” lantangnya berteriak sambil memegang toa.
Tuntutan lain juga ditemui di tengah-tengah massa aksi oleh Suaka, Humas dari KAWAN, Sasha (bukan nama sebenarnya) menuturkan, “Ada banyak tuntutan yang dibawa pada aksi hari ini diantaranya adalah mendesak pemerintah untuk mengesahkan RUU PKS, mengecam kekerasan seksual di kampus dan meminta kampus untuk memecat dosen cabul yang terbukti melakukan pelecehan,” ungkapnya pada Minggu (08/3/2020).
Selain itu, Sasha menjelaskan bahwa peringatan Hari Perempuan Internasional tidak berhenti pada aksi hari ini saja. Nantinya akan ada kegiatan-kegiatan lanjutan, “Kita sepakat bahwa pada bulan Maret ini kita jadikan bulan persatuan perempuan. Jadi selama satu bulan penuh kita adakan kegiatan seperti diskusi, pameran, dan lain-lain nantinya,” pungkasnya.
Kemudian salah seorang peserta aksi, Afiah Rahmatika mengatakan ketertarikannya terhadap aksi ini. Ia pun menyebutkan minimnya pengetahuan mengenai gender dan seksualitas membuat menjamurnya pelecehan seksual di ranah pendidikan. “Sengaja ikut aksi ini untuk bisa menyuarakan isu-isu yang menyangkut perempuan, semoga kedepannya sekolah dan masyarakat bisa lebih peduli lagi masalah pelecehan seksual. Dan engga hanya perempuan, tapi laki-laki juga bisa terkena pelecehan seksual.” Tutup perempuan yang masih sekolah di bangku SMA itu.
Reporter : Fadhilah Rama
Redaktur : Hasna Fajriah
The post Peringati Hari Perempuan Internasional, Puluhan Perempuan Gelar Aksi Long March appeared first on Suaka Online.